Nihon Bunka

Nihon Bunka

Jumat, 15 Februari 2013

Sejarah Huruf Kanji



Huruf Kanji adalah salah satu macam huruf yang bersejarah paling lama dan paling banyak pemakainya di dunia. Lahirnya huruf Kanji tidak hanya mendorong maju perkembangan kebudayaan Tiongkok, tapi juga menimbulkan pengaruh menjangkau jauh terhadap perkembangan kebudayaan dunia.
Huruf Kanji adalah salah satu macam huruf yang bersejarah paling lama dan paling banyak pemakainya di dunia. Lahirnya huruf Kanji tidak hanya mendorong maju perkembangan kebudayaan Tiongkok, tapi juga menimbulkan pengaruh menjangkau jauh terhadap perkembangan kebudayaan dunia.
Di petilasan Banpo yang bersejarah 6000 tahun ditemukan 50 lebih tanda goresan. Tanda-tanda itu mempunyai ciri khas sebagai aksara yang singkat karena tanda-tanda goresan itu tampak rapi dan teratur.
Menurut para sarjana, huruf Kanji terbentuk pada Dinasti Shang abad ke-16 Sebelum Masehi. Menurut hasil survei arkeologis, jauh pada masa awal Dinasti Shang, peradaban Tiongkok telah berkembang sampai taraf yang cukup tinggi dengan salah satu lambangnya ialah munculnya Jiaguwen atau aksara di batok kura-kura dan tulang binatang, yang merupakan huruf zaman kuno Tiongkok. Menurut catatan sejarah, pada Dinasti Shang, raja mengadakan upacara tenung sebelum melakukan sesuatu hal yang penting. Batok kura-kura dan tulang binatang adalah alat yang digunakan dalam upacara penenungan.
Sebelum dipakai sebagai alat untuk ditulisi, batok kura-kura harus diproses lebih dulu, yaitu pertama dibersihkan dan kemudian dipepat halus. Setelah itu, di atas permukaan batok itu akan dipahat tanda huruf yang diatur terapi. Biasanya penenung memahat namanya serta tanggal penenungan, dan soal yang hendak diramalkan semuanya dipahat di atas batok. Seusai pemahatan, batok itu akan dipanggang di mana pahatan akan memunculkan celah-celah. Berdasarkan arah dan bentuk celah-celah itulah, si penenung akan mendapat hasil peramalan. Benar atau tidak ramalan itu kemudian juga akan dipahat di atas batok. Apabila ramalan yang dipahat dalam batok itu terbukti benar, maka batok kura-kura itu akan disimpan oleh pihak resmi sebagai arsip.
Secara resmi, aksara Tionghoa pertama kali dikenal di Jepang lewat barang-barang yang diimpor dari Tiongkok melalui Semenanjung Korea mulai abad ke-5 Masehi. Sejak itu pula, aksara Tionghoa banyak dipakai untuk menulis di Jepang, termasuk untuk prasasti dari batu dan barang-barang lain.
Sebelumnya di awal abad ke-3 Masehi, dua orang bernama Achiki dan Wani datang dari Baekje di masa pemerintahan Kaisar Ōjin. Keduanya konon menjadi pengajar aksara Tionghoa bagi putra kaisar.Wani membawa buku Analek karya Kong Hu Chu dan buku pelajaran menulis aksara Tionghoa untuk anak-anak dengan judul Seribu Karakter Klasik.Walaupun demikian, orang Jepang mungkin sudah mengenal aksara Tionghoa sejak abad ke-1 Masehi. Di Kyushu ditemukan stempel emas asal tahun 57 Masehi yang diterima sebagai hadiah dari Tiongkok untuk raja negeri Wa (Jepang).
Dokumen tertua yang ditulis di Jepang menurut perkiraan ditulis keturunan imigran dari Tiongkok. Istana mempekerjakan keturunan imigran dari Tiongkok bekerja di istana sebagai juru tulis. Mereka menuliskan bahasa Jepang kuno yang disebut yamato kotoba dalam aksara Tionghoa. Selain itu, mereka juga menuliskan berbagai peristiwa dan kejadian penting.
Sebelum aksara kanji dikenal orang Jepang, bahasa Jepang berkembang tanpa bentuk tertulis. Pada awalnya, dokumen bahasa Jepang ditulis dalam bahasa Tionghoa, dan dilafalkan menurut cara membaca bahasa Tionghoa. Sistem kanbun merupakan cara penulisan bahasa Jepang menurut bahasa Tionghoa yang dilengkapi tanda diakritik. Sewaktu dibaca, tanda diakritik membantu penutur bahasa Jepang mengubah susunan kata-kata, menambah partikel, dan infleksi sesuai aturan tata bahasa Jepang.
Selanjutnya berkembang sistem penulisan man’yōgana yang memakai aksara Tionghoa untuk melambangkan bunyi bahasa Jepang. Sistem ini dipakai dalam antologi puisi klasik Man’yōshū. Sewaktu menulis man’yōgana, aksara Tionghoa ditulis dalam bentuk kursif agar menghemat waktu. Hasilnya adalah hiragana yang merupakan bentuk sederhana dari man’yōgana. Hiragana menjadi sistem penulisan yang mudah dikuasai wanita. Kesusastraan zaman Heian diwarnai karya-karya besar sastrawan wanita yang menulis dalam hiragana. Sementara itu, katakana diciptakan oleh biksu yang hanya mengambil sebagian kecil coretan dari sebagian karakter kanji yang dipakai dalam man’yōgana..
Dewasa ini, arkeolog seluruhnya menemukan 160 ribu keping batok kura-kura. Di antaranya ada batok yang utuh, tapi ada keping-keping tanpa aksara. Menurut statistik, jumlah huruf yang terdapat di atas batok kura-kura dan tulang binatang itu melebihi 4000, tapi hanya 3000 pernah distudi. Di antara 3000 aksara itu, hanya 1000 lebih dapat dibaca oleh sarjana. Adapun huruf yang lain tak bisa dimengerti atau terdapat perselisihan serius mengenai artinya. Biarpun demikian, melalui 1000 lebih aksara itu dapat kita ketahui secara kasar keadaan politik, ekonomi dan kebudayaan Dinasti Shang. Huruf yang tertulis di batok kura-kura dan tulang binatang merupakan huruf sistematis dan merupakan dasar huruf Kanji kemudian.
Proses evolusi huruf Kanji adalah satu proses di mana bentuknya setapak demi setapak menjadi standar dan stabil. Huruf Kanji adalah sistem aksara dengan aksara piktografis sebagai dasarnya. Jumlahnya tercatat 10 ribu lebih, di antaranya 3000 huruf sering dipakai. Dengan 3000 huruf itu, terbentuklah kata-kata dan kalimat bahasa Han.
Setelah terbentuknya huruf Kanji, Jepang, Vietnam dan Korea juga menciptakan aksaranya di atas dasar itu sehingga pengaruhnya sangat mendala.

Rabu, 13 Februari 2013

Valentine's Day in Japan


Bulan februari merupakan bulan kasih sayang. Dan seperti yang kita ketahui di tanggal 14 Februari, tepatnya hari esok merupakan hari peringatan kasih sayang atau yang lebih kita kenal dengan sebutan valentine day. Dahuluya hari valentine ini dirayakan untuk mengenang Pastor Valentine yang dihukum mati oleh kaisar Roma pada tanggal 14 februari 270. Oleh karena itu tanggal 14 ini dirayakan oleh masyarakat dunia sebagai hari kasih sayang untuk menghormati sang Pastor.

Hari valentine di Jepang diperkenalkan pada tahun 1936 oleh sebuah perusahaan permen di Kobe. Di Jepang sendiri, perayaan valentine's day agak berbeda dengan negara-negara lain, karena si pemberi kado valentine (khususnya cokelat) adalah wanita. Pemberi cokelat dibagi menjadi dua kategori yaitu giri choco dan honmei choco. Dalam kategori giri choco, seorang wanita memberi cokelat sebagai sebuah kewajiban saja, jadi yang bersangkutan bisa memberi cokelat kepada pria yang merupakan teman, atasan, guru, atau keluarga sendiri (ayah, kakak atau adik laki-laki). Sedangkan dalam kategori honmei choco, sang wanita memberi cokelat pada pria yang dia sukai, sayangi dan cintai. Biasanya para wanita membeli cokelat untuk giri choco dalam jumlah banyak untuk dibagi-bagikan. Ada juga yang membeli cokelat biasa untuk giri choco dan membeli yang paling besar dan enak untuk honmei choco. Tentu saja jumlah cokelat yang diterima oleh seorang pria menunjukkan apakah dia cukup populer dikalangan wanita. Selain itu moment ini dimanfaatkan oleh para wanita Jepang untuk menyatakan perasaannya pada pria yang mereka sukai. Lalu bagaimana dengan para sahabat wanita? ingin mencoba menyampaikan perasaan kalian dengan cara ini? Lalu untuk sahabat pria, seberapa banyak kah cokelat yang akan kalian terima besok? hehehehe.. Ya, bagaimanapun hasilnya tetaplah terus menyayangi orang-orang disekeliling anda dengan tulus :D

Sabtu, 02 Februari 2013

Daya Tarik Kuil Asakusa Kannon

Berbicara soal objek wisata Jepang, banyak hal dan tempat-tempat menarik yang patut sahabat kunjungi bila berlibur ke sana. Ya meskipun saya sendiri belum pernah menginjakan kaki di Negeri Matahari Terbit ini namun saya bisa merekomendasikan salah satu objek wisata yang cukup menarik dan kental akan nuansa religi. Saat sahabat mengunjungi kota Tokyo, sempatkanlah untuk mampir ke Kuil Asakusa Kannon (Asakusa Kannon Temple) yang merupakan kuil tertua di Tokyo.
Konon ceritanya, ada dua orang nelayan yang menemukan patung Kannon (Dewi yang terkenal murah hati dalam ajaran agama Budha) pada jaring mereka. Nah kuil Asakusa ini dibangun sebagai tempat bernaung patung ini, dan sejak saat itu kuil tersebut beberapa kali dipugar dan diperbesar hingga semegah saat ini. Patung Kannon yang asli ditemukan terkubur di bawah lempengan berwarna emas yang merupakan tempat suci dan berada di belakang altar utama, di mana lokasinya berada di halaman utama kuil Asakusa. Pintu masuk utama ke kuil Asakusa Kannon merupakan gerbang dewa petir dengan lentera berwarna merah yang besar. Orang Jepang percaya bahwa pintu ini memisahkan antara kehidupan yang fana dan kehidupan yang religi. Selain itu, di sebelah sumber air kuil Asakusa terdapat sebuah tempat bakar kemenyan di mana para orang-orang yang percaya cukup mengibaskan asap tersebut ke tubuh mereka maka penyakit di tubuh mereka akan sembuh atau bisa juga untuk mencegah berbagai penyakit. Bagaimana para sahabat, anda tertarik untuk mengunjunginnya?